Minggu, 08 April 2012

Hama & Penyakit pada Organ Tumbuhan

Standar Kompetensi    :  2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar   : 2.4  Mengidentifikasi hama dan penyakit pada    organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
Penyakit adalah penyebab tanaman menjadi sakit. Tanaman dikatakan sakit jika ada perubahan seluruh atau sebagian organ-organ tanaman yang menyebabkan terganggunya kegiatan fisiologisnya, atau sakit adalah penyimpangan dari keadaan normal. Misalnya tanaman tomat yang semula segar tiba-tiba menjadi layu. Daun kedelai yang awalnya berwarna hijau segar, sekarang tiba-tiba kelihatan bercak-bercak cokelat. Tanaman-tanaman tersebut menyimpang dari keadaan normal dan biasanya  orang mengatakan sakit. Penyebab sakit ini bermacam-macam, seperti bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara atau karena tanaman mendapatkan stress lingkungan misalnya suhu lingkungan yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Hama adalah binatang perusak tanaman budidaya. Tanaman yang dirusak tersebut misalnya kol, sawi, selada, tomat, terung, jagung, jeruk, mangga. Sementara itu, binatang yang merusak atau hama diantaranya adalah bermacam-macam ulat, belalang, siput, bekicot, serangga
dan sebagainya. Hama dan penyakit tersebut antara lain :
1.      Penyakit pada tanaman
a.      Virus dan bakteri
Virus juga dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Tanaman di kebun yang terinfeksi virus dapat menyebabkan bercak-bercak kecil berwarna kuning pada daunnya. Bahkan bercak-bercak kuning dapat menjadi gelap karena kematian jaringan seperti yang menyerang tanaman kacang. Virus dapat menyebabkan pertumbuhan tumor pada daun. Daun tersebut menjadi tidak berbentuk. Virus tumbuhan tidak dapat menginfeksi hewan, sehingga kamu tidak perlu khawatir bila menyentuh daun tersebut.
Gambar. Tanaman kacang yang terserang virus
 Bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada tumbuhan. Bakteri dapat masuk ke tubuh tumbuhan melalui stoma atau luka kecil pada tubuhnya. Dalam tubuh tumbuhan bakteri dapat merusak sel-sel tumbuhan bila telah menginfeksi sitoplasma. Umumnya bakteri menyebabkan bercak-bercak lubang pada buah dan daun. Bakteri juga dapat menyebabkan tumbuhan layu secara mendadak sehingga mati.
Penyakit layu pada tanaman mentimun disebabkan oleh bakteri Erwinia tracheiphila. Bila pangkal batang tanaman yang layu dipotong akan mengeluarkan lendir bakteri berwarna putih kental dan lengket.
Gambar. Timun yang terserang virus 
Bakteri Pseudomonas solanacearum Smith. juga dapat menyebabkan layu bakteri pada akar tanaman cabai.
Gambar. Akar cabai yang terserang bakteri
b.      Jamur atau Cendawan
Gambar. Cendawan pada tanaman
    Sejumlah kerusakan pada tumbuhan disebabkan oleh jamur. Penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh jamur cepat menyebar ke seluruh tanaman pertanian karena biasanya spora jamur disebarkan oleh angin. Jamur menginfeksi tumbuhan yang sehat biasanya dalam bentuk spora. Spora yang sudah masuk segera tumbuh dan akan menyerang jaringan xilem, sehingga mempengaruhi proses pengangkutan air dan dapat menyebabkan kematian bagi tumbuhan. Penyakit tepung pada tanaman Cucurbitaceae biasanya disebabkan oleh cendawan Erysiphe cichoracearum. Tanaman yang terserang menampakkan adanya lapisan putih bertepung pada permukaan daun dan batang muda. Selanjutnya daun atau batang tersebut berubah kekuningan dan akhirnya akan mati. Penyakit lain yang disebabkan oleh cendawan adalah busuk akar selain menyerang tanaman jeruk, cendawan Phytophthora juga menyerang kacang tanah.
Penyakit tanaman dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu penyakit parasit dan penyakit non-parasit atau penyakit fisiologis. Penyebab penyakit parasit sudah kita bahas sebelumnya yang diantaranya adalah bakteri, virus dan cendawan. Sedangkan penyakit non-parasit yaitu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan terhadap unsur hara (mineral), air, sinar matahari dan temperatur. Tanaman ini juga seperti manusia. Jika kekurangan makanan, tanaman akan kelaparan atau sakit.
Gambar. Tanaman yang kekurangan unsur Ca
Gambar. Tanaman yang kekurangan unsur N

2.      Hama yang menyerang tanaman
a.       Wereng 
Gambar. Hama wereng
Wereng adalah sejenis kepik yang menyerang tumbuhan dan menyebabkan daun dan batang menjadi berlubang-lubang. Jika serangannya parah maka daun akan menguning, kering, dan akhirnya mati. Wereng dapat dikendalikan secara kimiawi, misalnya dengan penyemprotan menggunakan insektisida. Menyemprot dengan pestisida harus menggunakan baju lengan panjang, sarung tangan, penutup muka (masker), topi, sepatu, dan diupayakan tidak melawan arah angin.
b.      Gangsir
Gambar. Gangsir
Gangsir merupakan binatang yang sering menyerang tanaman yang masih muda, misalnya tanaman yang baru dipindah dari persemaian. Gigitan gangsir menyebabkan tanaman mati karena batangnya putus atau patah. Potongan pangkal batang itu biasanya tidak dimakan tapi hanya diputus. Serangan gangsir biasanya terjadi pada malam hari. Gangsir membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm dengan ciri khas ada onggokan tanah di permukaan liang. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak menanam bibit yang terlalu muda karena disukai gangsir. Adapun pengendalian terhadap gangsir dapat dilakukan dengan menyiram larutan insektisida pada liang gangsir kemudian ditutup dengan tanah.
c.       Tikus
Gambar. Hama tikus
Tikus merupakan hama tanaman yang sangat merugikan petani karena sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi yang baik, memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan penyebarannya cepat. Tikus betina dapat melahirkan 4 sampai dengan 12 anak dalam satu siklus reproduksi. Selain itu, tikus juga merusak batang tanaman. Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan cara gropyokan, yaitu memburu dan membunuh tikus secara beramai-ramai dalam sebuah desa atau wilayah kelompok tani.
d.      Lalat buah
Gambar. Lalat buah 
Lalat buah biasanya menyerang tanaman pada waktu musim hujan. Lalat betina menusuk buah-buahan dengan alat peletak telur untuk memasukkan telurnya ke dalam daging buah.Telur akan menetas dan menjadi belatung yang memakan buah tersebut sehingga buah akan busuk dan rusak. Pengendalian lalat buah dapat dilakukan dengan cara Sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua buah yang rontok.
e.        Walang sangit
Gambar. Walang sangit
Walang sangit merupakan serangga hama tanaman padi. Setiap kali bertelur, serangga betina dapat menghasilkan 100–200 butir telur. Telur-telur tersebut diletakkan pada daun tanaman padi. Telur yang telah menetas akan menjadi nimfa yang berwarna hijau dan berangsur-angsur menjadi coklat. Nimfa dan imago menyerang buah padi yang sedang matang susu dengan cara menghisap cairan buah sehingga menyebabkan buah menjadi hampa. Pengendalian terhadap wereng coklat dapat dilakukan dengan cara menanam secara serentak, sanitasi tanaman yang terserang, atau dengan penyemprotan insektisida.
f.       Artona
Gambar. Ulat Artona
Hama ini temasuk lepidoptera (kupu yang merusak tanaman ketika stadia larva). Artona menjadi hama bagi tanaman kelapa. Ulat yang baru menetas menyerang dengan menimbulkan gejala serangan titik-titik pada daun. Setelah agak besar, ulat menimbulkan gejala serangan garis-garis pada daun. Selanjutnya, ulat yang cukup besar memakan daun kelapa berikut tulang daunnya sehingga daun kelapa hanya tinggal lidinya saja. Pengendalian terhadap artona dilakukan dengan memangkas daun kelapa yang sudah terserang agar ulat dan kepompongnya ikut terbuang. Pengendalian hayati dengan melepas parasit Apanteles artonae. Pada areal pertanaman yang luas dapat dilakukan penyemprotan dengan larutan insektisida yang bersifat sistemik atau racun perut.



Pratiwi P, Rinie, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


Proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau



Standar Kompetensi    : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar     : 2.2 Mendeskripsikan proses perolehan nutrisi dan transformasi energi pada tumbuhan hijau
1.      Difusi dan Osmosis
Bagian-bagian penyusun zat di alam ini selalu dalam keadaan bergerak. Bagian-bagian penyusun zat yang ukurannya sangat kecil disebut partikel. Partikel tersebut menyebar merata ke segala arah. Zat-zat bergerak dari tempat yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Proses perpindahan zat seperti tersebut disebut difusi. Konsentrasi suatu zat adalah ukuran yang menunjukkan jumlah suatu zat dalam volume tertentu. Difusi partikel zat itu akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua tempat tersebut sudah sama. Zat-zat makanan yang terlarut berdifusi ke dalam sel melewati membran sel jika konsentrasi zat makanan di luar sel lebih banyak dari pada yang ada di dalam sel. Dengan cara yang sama, zat-zat makanan terlarut berdifusi ke luar sel melewati membran sel jika konsentrasi zat di dalam sel
lebih banyak daripada yang ada di bagian luar sel.
Difusi air melalui membran sel adalah suatu contoh peristiwa osmosis. Difusi air melalui membran sel itu juga berlangsung dari tempat yang mempunyai konsentrasi air tinggi ke tempat yang berkonsentrasi air rendah. Konsentrasi air merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah air dalam volume tertentu suatu larutan. Jika konsentrasi air di bagian luar sel lebih banyak dibandingkan di bagian dalam sel, maka air cenderung bergerak ke dalam sel melalui membran.
Gambar. Difusi

2.      Pertukaran Gas
Gambar. stomata
 Tumbuhan memerlukan air dan karbondioksida untuk tetap hidup. Tumbuhan menyerap air dan mineral melalui akar, dan selanjutnya akan diangkut melalui batang menuju daun. Air menguap dari jaringan daun dan dilepaskan melalui stoma dan lentisel sebagai uap air. Karbondioksida yang berupa gas masuk ke dalam tubuh tumbuhan melalui stoma di permukaan daun dan lentisel di permukaan batang. Daun tumbuhan dapat memperoleh karbondioksida dari udara sekitarnya melalui difusi. Udara di sekitar tumbuhan mengandung karbondioksida lebih banyak dibandingkan di dalam daun, sehingga gas karbondioksida berdifusi ke dalam daun melalui stoma di epidermis daun. Selain itu pada bagian batang bisa dijumpai adanya pori-pori untuk pertukaran gas yang disebut lentisel. Umumnya lentisel terdapat pada batang yang telah mengeras.
3.      Transpirasi
Proses transpirasi ini mempunyai manfaat sendiri bagi tumbuhan. Di antaranya adalah untuk mengendalikan suhu tubuh tumbuhan. Kita bisa bayangkan jika tidak ada proses transpirasi, maka suhu tubuh tumbuhan akan meningkat dengan tajam terutama di siang hari saat daun-daun tumbuhan menyerap energi sinar matahari. Oleh karena energi yang diserap tersebut tidak semuanya digunakan oleh tumbuhan, maka diperlukan proses untuk pembuangan energi yang berlebih. Salah satunya digunakan untuk menguapkan kelebihan air yang terserap dari dalam tanah.
Gambar. tetes air yang keluar melalui gutasi
Manfaat lain proses transpirasi adalah mendorong terserapnya air dari dalam tanah beserta mineral (atau disebut juga unsur hara) terlarut yang sangat diperlukan oleh tumbuhan. Jika air di dalam sel-sel mesofil daun menguap maka akan menyebabkan daerah tersebut berkurang kadar airnya sehingga mendorong air di sekitarnya akan mengisi daerah tersebut. Begitu seterusnya sehingga akan menyebabkan air di dalam tanah dapat terserap masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena adanya ruangan yang kadar airnya rendah atau kosong, sehingga perlu digantikan.
Dalam keadaan lingkungan yang lembab, misalnya pada malam hari, proses pengeluaran air tidak berupa uapair melainkan berupa tetes-tetes air. Proses ini disebut gutasi. Pada proses gutasi air dikeluarkan melalui lubang di ujung atau tepi daun. Lubang tersebut selalu tetap terbuka, siang dan malam, selama daun itu hidup. Stoma khusus tersebut disebut hidatoda. Hidatoda merupakan kelanjutan dari xilem dan floem dari akar dan batang. Pada daun, xilem dan floem tersebut bercabang menjadi cabang-cabang halus yang membentuk jala dan berakhir pada ujung daun atau tepi daun.
4.      Fotosintesis
·      Proses Fotosintesis
Gambar. Proses fotosintesis
Tumbuhan hijau menggunakan gas karbondioksida, air, dan energi dari sinar matahari untuk membuat makanan melalui proses fotosintesis. Di dalam sel tumbuhan hijau terdapat organel yang disebut kloroplas. Di dalam kloroplas terkandung klorofil. Daun tumbuhan nampak hijau karena klorofil menyerap sebagian besar cahaya pada panjang gelombang sinar yang tampak, kecuali gelombang cahaya hijau. Karena sebagian besar panjang gelombang cahaya hijau tidak diserap oleh klorofil, maka akan dipantulkan oleh daun tumbuhan dan diterima oleh mata kita. Sinar yang diserap oleh klorofil memberikan energi yang diperlukan untuk fotosintesis. Kloroplas mengandung pigmen lain selain klorofil. Pigmen-pigmen ini juga menyerap sinar yang tampak dari sinar matahari yang juga memberikan sejumlah energi untuk fotosintesis. Bila klorofil rusak, daun tumbuhan tidak akan berwarna hijau untuk waktu yang lama. Klorofil ini harus ada dalam daun tumbuhan agar terjadi proses fotosintesis.
·      Bagaimana Gula Digunakan?
Gambar. Struktur Klorofil
Gula adalah makanan yang dihasilkan oleh tumbuhan. Makanan yang tidak langsung digunakan oleh tumbuhan, dapat disimpan dalam akar, batang, daun, buah, dan biji. Gula yang dibuat selama fotosintesis akan dipecah dan digunakan untuk menyusun molekul-molekul lain untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Jika gula dipecah, akan dihasilkan energi. Energi yang dihasilkan dari pemecahan gula tersebut ternyata digunakan tidak hanya untuk kebutuhan tanaman tersebut tetapi juga diperlukan bagi proses kehidupan semua jenis makhluk hidup.
5.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
Fotosintesis memerlukan karbondioksida, air dan sinar matahari sebagai sumber energi, maka bila salah satu di antara ketiga hal tersebut terganggu, maka akan terganggu pula proses fotosintesisnya. Alasan mengapa tumbuhan harus mendapat cukup air, supaya fotosintesis dapat berlangsung. Kekurangan air akan menghambat fotosintesis. Karbondioksida juga sangat mempengaruhi fotosintesis, jika difusi karbondioksida dalam bentuk gas dari lingkungan ke dalam tubuh tumbuhan dihalangi, maka fotosintesis akan terganggu pula.
6.      Respirasi
Gambar. Respirasi pada mitokondria
Respirasi adalah proses pemecahan makanan oleh organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Respirasi terjadi pada tiap sel makhluk hidup, khususnya berlangsung pada mitokondria. Respirasi yang menggunakan oksigen bebas untuk memecah makanan menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, disebut respirasi aerob. Respirasi aerob terjadi dalam mitokondria semua sel eukariotik, termasuk sel-sel penyusun tubuh tumbuhan. Respirasi aerob dapat digambarkan sebagai berikut. Makanan + Oksigen  è Karbondioksida + Air + Energi
Gambar. Proses Respirasi

Sumber : Pratiwi P, Rinie, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
            http://semi-yanto.blogspot.com/

Sabtu, 07 April 2012

Gerak Pada Tumbuhan

Standar Kompetensi   :  2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar    : 2..3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
    Setiap organisme mempunyai iritabilita, yaitu mampu menerima rangsang dan mampu pula menanggapi rangsang. Salah satu bentuk tanggapan yang umum adalah berupa gerak. Gerak pada hewan berupa perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh. Gerak pada tumbuhan umumnya terbatas pada perubahan posisi pada sebagian dari tubuh tumbuhan. Gerak pada tumbuhan dibagi 3 golongan, yaitu :
I.      Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis ialah gerak yang ditimbulkan oleh pengaruh perubahan kadar air. Misalnya:
a.       Gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan paku.
Gambar. Kotak spora
b.      Pecahnya buah polong pada tanaman turi yang sudah tua.
Gambar. Tanaman turi
    II.            Gerak Esionom
Gerak esionom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang dari luar. Gerak Esionom dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
a.      Gerak Tropi (Tropisme), yaitu gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang. Tropisme positif jika arah gerak mendekati rangsang dan tropisme negatif jika arah gerak menjauhi rangsang.Macam-macam gerak tropisme:
1.      Fototropisme atau Heliotropisme, rangsang berupa cahaya, misalnya gerak daun condong ke cahaya
Gambar. Fototropisme
2.      Geotropi, rangsang berupa grafitasi bumi, misalnya gerak akar tumbuh ke dalam tanah dan gerak batang tegak keatas.
Gambar. Geotropisme pada kecambah jagung
3.    Tigmotropi atau Haptotropi, rangsang berupa persinggungan, misalnya sulur tanaman sirih merah yang melilit pada batang
    Gambar. Tigmotropi
4.     Hidrotropi, rangsang berupa air, misalnya gerak akar membelok ke sumber air
Gambar. Hidrotropi
b.      Gerak Taksis, yaitu gerak berpindah seluruh tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang. Seperti bentuk tropisme, terdapat taksis positif dan negatif. Beberapa bentuk taksis :
1)         Fototaksis, rangsang berupa Cahaya,  misalnya gerak kloroplas kebagian sel yang terkena cahaya

Gambar. Fototaksis
2)         Kemotaksis, rangsang berupa bahan kimia, misalnya gerak sperma dari benang sari menuju ke ovum pada putik bunga.
             Gambar. Kemotaksis
c.       Gerak Nasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah rangsang. Gerak ini disebabkan terjadinya perubahan tekanan turgor akibat pemberian rangsang. Beberapa bentuk nasti :
1)         Niktinasti, rangsang berupa gelap, misalnya gerak mengatupnya daun turi, daun asam, daun putri malu pada malam hari
Gambar. Niktinasti pada putri malu 
2)   Seismonasti, rangsang berupa sentuhan mekanik, misalnya gerak daun putri malu mengatup saat disentuh
Gambar. Seismonasti
3)         Termonasti, rangsang berupa perubahan suhu, misalnya gerak mekarnya bunga Tulip
Gambar. Termonasti
4)         Fotonasti, rangsang berupa perubahan cahaya, misalnya gerak mekarnya bunga pukul empat
    Gambar. Fotonasti
5)         Nasti Kompleks, penyebab rangsang lebih dari satu, Contoh : gerak membuka dan menutupnya sel-sel penutup stomata, rangsang berupa cahaya, suhu, air, dan zat kimia
               Gambar. Nasti Kompleks
 III.            Gerak Endonom
Gerak Endonom, yaitu gerak yang belum/tidak diketahui sebabnya. Karena belum diketahui sebabnya ada yang menduga tumbuhan itu sendiri yang menggerakkannya. Gerak Endonom disebur juga gerak OTONOM, misalnya gerak tumbuh dan gerak aliran sitoplasma dalam sel.

Gambar. Gerak tumbuh

  
Pratiwi P, Rinie, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional






Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan SMP

Standar Kompetensi    : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar     : 2.1 Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan  tumbuhan
1. Jaringan pada akar
Gambar. Penampang aka
Akar adalah bagian tumbuhan yang langsung berhubungan dengan tanah. Akar memiliki ciri-ciri antara lain:

  • Tidak berbuku-buku sehingga tidak beruas-ruas dan tidak mendukung daun,sisik,atau bagian lainnya;
  • Warna tidak hijau, biasanya keputihan atau kekuning-kuningan;
  • Tumbuh terus pada ujungnya;
  • Bentuk sering kali meruncing sehingga lebih mudah menembus tanah;
  • Tumbuh dengan arah ke pusat bumi (geotropi) atau menuju ke air (hidrotopi), meninggalkan arah datangnya cahaya.
Secara umum akar memiliki fungsi

  •  Menyerap air dan mineral;
  • Menegakkan tumbuhan;
  • Tempat menyimpan cadangan makanan;
  •  Sebagai alat respirasi.
Akar di bedakan menjadi 2 jenis yaitu: Akar serabut dan akar tunggang.
 Lapisan-lapisan jaringan penyusun akar,adalah: Epidermis (lapisan terluar); Korteks (lapisan di bawah epidermis); Endodermis (memisahkan korteks dengan silinder pusat); dan silinder pusat (lapisan dalam akar).
2. Jaringan pada batang
Gambar. Penampang Batang Dikotil (kiri) dan Monokotil (kanan)
Batang berfungsi sebagai penghubung antara akar dan daun tumbuhan serta dapat juga sebagai tempat penyimpanan hasil fotosintesis dan air. Jaringan pada batang meliputi: (a) Epidermis (kulit luar); (b) Korteks (kulit pertama); (c) Endodermis (sarung tepung); (d) Silinder pusat (stele). Batang mempunyai macam jaringan yang sama dengan akar. Xilem yang ada di akar bersambungan dengan xilem batang, dan xylem daun. Floem juga bersinambungan ke semua bagian tubuh tumbuhan. Xilem dan floem adalah jaringan pengangkut yang salurannya terpisah. Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar ke daun sedangkan floem mengedarkan makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Gambar. xilem dan floem
 Jaringan xilem dan floem pada batang tersebut terletak di bagian dalam dan dilindungi oleh epidermis di bagian paling luar batang. Batas antara xilem dan floem adalah kambium. Kambium ini adalah jaringan meristem yang memiliki kemampuan membelah untuk membentuk xilem dan floem.
3. Jaringan pada daun
Gambar. Penampang daun
Daun adalah organ tumbuhan yang umumnya berbentuk pipih,melebar,dan berwarna hijau. Daun berfungsi untuk tempat fotosintesis dan transpirasi (penguapan). Sistem jaringan pada daun terdiri atas:
a)      Epidermis atas, berfungsi melindungi jaringan di bagian dalamnya.
b)      Mesofil, sebagai jaringan dasar terletak antara epidermis atas dan bawah.
c)      Berkas pengangkut, yang terdiri dari penbuluh kayu dan pembuluh tapis.
d)     Epidermis bawah, terdapat stomata sebagai tempat keluar masuknya udara dan air.
Air dan garam mineral dapat naik dari dalam tanah ke daun dikarenakan:
·         Tekanan akar/daya dorong akar;
·         Daya isap daun (penguapan daun);
·         Daya kapilaritas pembuluh kayu (Xilem).
Jaringan yang ada pada tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana adalah jaringan yang disusun oleh satu jenis sel, contohnya adalah jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Sedangkan jaringan kompleks adalah jaringan yang disusun atas berbagai jenis sel, contohnya xilem dan floem. Sel-sel parenkim merupakan sel hidup yang bentuknya besar-besar. Sel-sel ini berdinding tipis yang biasanya memiliki vakuola tengah dan membangun hampir sebagian besar tubuh tumbuhan. Seringkali ruang antar selnya diisi oleh gas (Gambar 5.8a). Pada daun banyak ditemui di daerah mesofil daun baik pada sel tiang maupun sel palisade yang banyak mengandung kloroplas. Sel-sel ini juga berfungsi sebagai jaringan penyimpan seperti pada sel-sel kentang. Sel-sel kolenkim berdingding tebal khususnya di sudutsudut sel. Sel-sel ini memberikan tunjangan mekanis bagi tumbuhan. Umum dijumpai pada daerahdaerah tumbuhan yang tumbuh dengan cepat dan perlu diperkuat.
Gambar kolenkim. 
Gambar. Parenkim
Gambar. Sklerenkim




Xilem merupakan jaringan kompleks yang terdiri atas beberapa tipe sel, yaitu pembuluh xilem dan trakeid xilem. Pembuluh xilem mempunyai dinding sel tebal. Penebalan dindingnya tidak dalam lapisan seragam tetapi biasanya menebal dalam pola berkas-berkas spiral dan membentuk tabung panjang. Trakeid berbeda dengan pembuluh karena sel-selnya tidak mempunyai berkas spiral dan ujung-ujungnya meruncing. Floem juga merupakan jaringan kompleks. Sel-sel yang membangun diantaranya adalah tabung tapis. Diberi nama demikian karena dinding ujungnya berlubang-lubang dan pada saat dewasa sel-sel ini sudah tidak memiliki inti. Sel-sel pembangun floem lainnya adalah sel-sel tetangga yang masih memiliki inti.
Sel-sel slerenkim juga ditemukan sebagai pembangun floem. Sel-sel sklerenkim memiliki dinding sel sangat tebal yang bersifat merata mengelilingi sel. Sel-sel ini bisa bergabung dengan sel-sel jenis lainnya dan memberikan dukungan mekanik pada tanaman serta memberikan ciri berkayu pada tanaman. Protoplas sel-sel sklerenkim ini akan mati setelah penebalan dinding selnya sudah merata dan menyeluruh.. Sel-sel ini terdapat dalam batang dan juga bergabung dengan tulang daun. Ternyata kerasnya kulit luar biji-biji yang keras karena dibangun oleh sel-sel sklerenkim ini.                          
4. Jaringan pada bunga
Gambar.  Penampang bunga 
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan biji. Bagian-bagian bunga meliputi:
a)      Kelopak bunga (kaliks), berfungsi sebagai lapisan pelindung kuncup bunga;
b)      Mahkota bunga (korola), berwarna dan berbau harum sebagai penarik hewan untuk membantu penyerbukan(pollinator);
c)      Benang sari (stamen), terdiri dari kepala sari (antera) dan tangkai sari (filamentum), berfungsi sebagai alat kelamin jantan;
d)     Putik (pistil), sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik (stigma) yaitu tempat untuk menempelkan serbuk sari, tangkai putik (stilus) yang merupakan penghubung antara kepala putik dan bakal buah (ovarium) yang didalamnya terdapat bakal biji (ovul).
Macam-macam bunga meliputi:
*      Bunga sempurna (lengkap), adalah bunga yang memilliki kelopak, mahkota bunga, benang sari, dan putik.
*      Bunga tidak sempurna (tidak lengkap), yaitu bunga yang salah satu bagiannya tidak ada.
*       Bunga jantan, jika memiliki benang sari saja.
*      Bunga betina, jika memiliki putik saja.

Sumber : Pratiwi P, Rinie, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
            http://semi-yanto.blogspot.com/